MATERI TEKNOLOGI INFORMASI

Minggu, 28 Februari 2016

TROUBLESHOOTING SISTEM OPERASI JARINGAN

Tidak ada komentar

A.   TROUBLESHOOTING SISTEM JARINGAN

Sistem komputer merupakan sistem yang kompleks. Berbagai permasalahan yang muncul disaat menggunakan sistem operasi dapat merupakan kombinasi masalah yang dapat berasal dari perangkat keras, aplikasi dan konfigurasi. Kegiatan menganalisa permasalahan, menentukan penyebab dan mencarikan solusi terhadap masalah yang ditemukan merupakan rangkaian proses yang dikenal dengan nama troubleshooting.
Bug merupakan salah satu bentuk kesalahan yang ditemukan dalam aplikasi ataupun perangkat keras. Bug ini biasanya dapat diketahui saat aplikasi atau perangkat digunakan, dengan menunjukkan perilaku yang tidak biasa. Bug ini dapat terjadi karena adanya kesalahan logika dalam membuat program ataupun input yang tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh aplikasi atau perangkatnya. Efeknya bisa terjadi hang, aplikasi / perangkat tidak dapat merespon interaksi user, atau crash, aplikasi akan menutup sendiri.
            Selain karena kesalahan logika dan input, bug juga dapat terjadi karena ada ketidaksesuaian komunikasi data antara aplikasi dan perangkat keras. Hal ini bisa terjadi dikarenakan oleh adanya update/upgrade dari aplikasi atau perangkat yang tidak dapat diterima satu sama lain. Isu ini biasa dikenal dengan istilah kompatibilitas. Kompatibilitas menyatakan seberapa baik suatu aplikasi/perangkat dapat berkomunikasi dengan aplikasi/perangkat yang ada.
            Secara aplikasi sistem operasi melakukan perbaikan diri melalui update dan upgrade. Dari proses inilah berbagai bug yang ditemukan pada program maupun driver dapat diperbaiki.
            Perbaikan sistem operasi jaringan memerlukan pendekatan yang logis dan terorganisir (tertata). Dengan pendekatan logis ini memungkinkan untuk mengurangi variabel-variabel yang tidak terkait sehingga dapat menemukan variabel utamanya. Mengajukan pertanyaan yang sesuai, menguji perangkat yang benar dan menguji data yang valid akan membantu untuk menyelesaikan masalah.
            Perbaikan adalah kemampuan yang pengembangannya dilakukan secara bertahap. Semakin banyak variasi kasus yang diterima akan semakin baik kemampuan memperbaikinya. Secara umum dalam melakukan perbaikan terdapat beberapa langkah-langkah yang perlu dilakukan diantaranya, adalah:

1. Identifikasi masalah
2. Pemunculan teori kemungkinan penyebab masalah
3. Penentuan penyebab utama
4. Penerapan solusi
5. Verifikasi solusi dan fungsionalitas sistem
6. Pembuatan dokumentasi

a.   KEGIATAN TROUBLESHOOTING

Kegiatan pertama dalam troubleshooting adalah menentukan sumber masalah (identifikasi masalah). Salah satu teknik untuk pencarian sumber masalah ini adalah dengan menggunakan metode kuesioner. Pada metode ini ada serangkaian pertanyaan yang perlu dibuat untuk menggali informasi dari user. Berikut ini merupakan beberapa urutan pertanyaan yang dapat diberikan untuk menemukan penyebab masalah.
1) Pertanyaan Terbuka (Open-Ended Questions)
Pertanyaan jenis ini digunakan untuk menggali informasi secara umum dari user mengenai kerusakan yang terjadi. Pertanyaan jenis ini akan memberikan user
kesempatan untuk menjelaskan secara rinci masalah yang terjadi dengan pengertiannya sendiri. Berikut ini merupakan contoh beberapa pertanyaan umum yang dapat diajukan terkait masalah yang terjadi.
- Apa masalah yang dialami komputer atau jaringannya?
- Apa saja aplikasi yang diinstal terakhir kali?
- Apa yang sedang dilakukan user pada saat terjadinya masalah?
- Apa saja perubahan perangkat keras yang dilakukan terakhir kali?

2) Pertanyaan Tertutup (Closed-Ended Questions)
Setelah memberikan pertanyaan terbuka, diatas dapat dilanjutkan dengan memberikan pertanyaan tertutup. Jenis pertanyaan ini umumnya akan menghasilkan jawaban ya atau tidak. Oleh karena user hanya memberikan jawaban ya/tidak, jenis pertanyaan ini berguna saat ingin mendapatkan informasi dalam waktu singkat. Berikut ini contoh beberapa pertanyaan tertutup yang dapat diajukan:
- Apakah ada user lain yang menggunakan komputer tersebut?
- Dapatkan user mereka-reka kembali proses yang dilalui hingga terjadinya error?
- Apakah ada perubahan password yang dilakukan?
- Apakah ada pesan error yang ditampilkan di komputer?
- Apakah sedang terhubung ke jaringan saat itu?

b.   DOKUMENTASI

Dokumentasi penting dibuat dalam menyelesaikan suatu masalah agar dikemudian hari apabila menemui masalah yang sama dapat langsung menggunakan solusi yang ada didokumen ini. Dokumentasi yang dibuat perlu rinci agar dapat menjadi pertimbangan nanti, seandainya terjadi masalah yang mirip (tidak sama) dengan kasus saat ini. Selanjutnya verifikasi setiap penjelasan yang diberikan oleh user dengan melihat langsung di komputer, serta lakukan juga reka ulang terhadap masalah yang ada. Secara umum format dokumentasi dapat menyertakan informasi berikut ini.
1. Deskripsi permasalahan
2. Langkah-langkah penyelesaian masalah
3. Peralatan/komponen/perangkat yang diperlukan untuk melakukan perbaikan

c.   SYSTEM LOG

Pada sistem operasi Linux terdapat aplikasi System Log yang akan merekam semua aktivitas yang dilakukan oleh sistem Linux.
Informasi yang umumnya disertakan pada log adalah:
-  Tanggal kegiatan dilakukan
-  Apa kegiatan yang dilakukan
-  Proses apa yang melakukan kegiatan tersebut

Dari catatan yang telah diberikan oleh System Log tersebut untuk dapat mengetahui lebih dalam, seorang admin masih perlu melakukan penggalian informasi lanjutan melalui dokumentasi program, sistem ataupun melalui forum-forum diskusi yang ada.
Selain melalui aplikasi GUI System Log, catatan kegiatan sistem Linux juga dapat dibaca melalui terminal. Semua file log oleh Linux disimpan dalam bentuk file teks pada lokasi /var/log. Berikut ini merupakan contoh file log yang terdapat pada direktori /var/log.

1. /var/log/messages: pesan umum dan catatan kerja sistem
2. /var/log/auth.log: catatan seputar autentikasi user
3. /var/log/kern.log: catatan seputar kernel dan status perangkat keras.
4. /var/log/cron.log: catatan tentang cron
Pembacaan file log tersebut di terminal dapat dilakukan melalui alternatif perintah-perintah berikut:

d.   dmesg

Selain itu terdapat juga program dmesg yang dapat digunakan untuk melihat catatan-catatan operasi yang telah dilakukan oleh kernel. Apabila ada perangkat keras yang mengalami masalah juga akan ditampilkan oleh aplikasi ini dalam bentuk pesan error.

e.   KODE BEEP BIOS

Setiap BIOS memiliki pengkodean erronya sendiri-sendiri untuk menyatakan status dari berbagai perangkat keras yang diakses oleh BIOS ini. Pengkodean ini umumnya diwujudkan dalam bentuk suara beep. BIOS akan memberikan suara beep yang berbeda untuk kerusakan tiap perangkat yang terkait. Apabila tidak ada kerusakan dan BIOS bekerja normal biasanya akan memberikan suara beep sekali. Namun, apabila terjadi error akan mengeluarkan suara beep sejumlah tertentu. Agar dapat mengetahui maksud dari tiap kode beep perlu membaca dokumentasi BIOS yang disertakan atau menghubungi pemanufakturnya.

f.    ANALISA KONDISI HARDDISK

           Apabila permasalahan terdapat pada harddisk, pada Linux terdapat beberapa program yang dapat digunakan untuk menganalisa kondisi harddisk. Diantaranya adalah baobab, du dan df. Kesemuanya dapat digunakan untuk menampilkan status penggunaan harddisk.
Baobab merupakan program berbasis GUI, sedangkan du dan df merupakan program tekstual. Perintah df digunakan untuk menampilkan penggunaan harddisk oleh masing-masing sistem file yang ada, dan du berguna untuk menampilkan penggunaan harddisk pada suatu direktori. Berikut ini merupakan contoh penggunaannya.












DAFTAR PUSTAKA



·         MODULE SISTEM OPERASI JARINGAN SEMESTER 2 XI 2016.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar